Breaking News
Loading...
  • New Movies
  • Recent Games
  • Tech Review

Tab 1 Top Area

Tech News

×

Powered By Facebook and Get This Widget

Game Reviews

Recent Post

Minggu, 11 Januari 2015
no image

Membuat Projek C++


#include<string.h>
#include<iostream.h>
#include<conio.h>
#include<time.h>

void delay(unsigned int mseconds)
{
 clock_t goal=mseconds+clock();
 while(goal>clock());
}

void main()
{
 int m;
 int i,n,bny[5],kd[5];
 char jns [5][20];
 long hrg[5],jumhar[5];
 long jumbay,pajak,totbay,dis;

 char mad;
 mad='y';
 while(mad=='y' || mad=='y')
 {
 clrscr ();

 for(m=1;m<10;m++)
 {
 delay (120);
 gotoxy(m-1,3);cout<<"  ";
 gotoxy(m,3);cout<<"TIKET STASIUN KERETA API";
 }
 cout<<endl<<endl;
gotoxy(9,5); cout<<" _______________________"<<endl;
gotoxy(9,6); cout<<"|      STASIUN GAMBIR   |"<<endl;
gotoxy(9,7); cout<<"|_______________________|"<<endl;
gotoxy(9,8); cout<<"|KODE|TUJUAN |   HARGA  |"<<endl;
gotoxy(9,9); cout<<"|____|_______|__________|"<<endl;
gotoxy(9,10);cout<<"| 1  |MEDAN  |RP.250000 |"<<endl;
gotoxy(9,11);cout<<"| 2  |ACEH   |RP.350000 |"<<endl;
gotoxy(9,12);cout<<"| 3  |SIANTAR|RP.200000 |"<<endl;
gotoxy(9,13);cout<<"________________________"<<endl;

cout<<"Banyak Tiket:";cin>>n;
 for(i=1;i<=n;i++)
 {
 cout<<"Tiket ke -"<<i<<endl;
 cout<<"Tujuan[1,2,3]:";cin>>kd[i];
 cout<<"Pembelian Tiket:";cin>>bny[i];

 switch (kd[i])
 {
 case 1:
 strcpy(jns[i],"MEDAN");
 hrg[i]=250000;
 break;
 case 2:
 strcpy(jns[i],"ACEH");
 hrg[i]=350000;
 break;
 case 3:
 strcpy(jns[i],"SIANTAR");
 hrg[i]=200000;
 break;
 default:
 strcpy(jns[i],"kode salah");
 hrg[i]=0;
 break;
 }
 jumhar[i]=bny[i]*hrg[i];
 cout<<endl;
 }
 clrscr();
 gotoxy(4,4);cout<<"TIKET STASIUN KERETA API"<<endl;
 gotoxy(4,5);cout<<"____________________________________________";
 gotoxy(4,6);cout<<"|NO|LOKASIH    | HARGA  |BANYAK|  JUMLAH   |";
 gotoxy(4,7);cout<<"|  |TUJUAN     | TIKET  |BELI  |  HARGA    |";
 gotoxy(4,8);cout<<"|__|___________|________|______|___________|";
 jumbay=0;
 for(i=1;i<=n;i++)
 {
 gotoxy(5,8+i);cout<<i;
 gotoxy(10,8+i);cout<<jns[i];
 gotoxy(20,8+i);cout<<hrg[i];
 gotoxy(29,8+i);cout<<bny[i];
 gotoxy(37,8+i);cout<<jumhar[i];
 jumbay=jumbay+jumhar[i];
 }
 gotoxy(4,14);cout<<"___________________________________________";

 if(jumbay>=10000)
                dis=0.2*jumbay;
 else
                dis=0;
 pajak=0.1*jumbay;
 totbay=jumbay+pajak-dis;
 gotoxy(4,16);cout<<"JUMLAH BAYAR     :RP. " <<jumbay;
 gotoxy(4,17);cout<<"JUMLAH PAJAK     :RP. " <<pajak;
 gotoxy(4,18);cout<<"DISKON           :RP. " <<dis;
 gotoxy(4,20);cout<<"TOTAL PEMBAYARAN :RP. " <<totbay;

 gotoxy(4,23);cout<<"Mau input Data Lagi(y/t): ";cin>>mad;

 clrscr ();
 cout<<endl<<endl;
 cout<<" Terimakasih Atas kedatanganya"<<endl;
 }
 }
Kamis, 18 Desember 2014
no image

Makala Fisika


DINAMO PADA SEPEDA

2.1  Pengertian Umum
Kita telah mengenal tentang sepeda, yaitu transportasi yang biasanya di pakai untuk kegiatan kita sehari-hari dengan cara yang manual. Kebanyakan sepeda di gunakan pada pagi, siang atau sore hari, dimana masih ada cahaya. Tetapi sepeda juga mempunyai penerang yang terletak pada ban roda depan. Penerang tersebut menggunakan dinamo sebagai penghasil cahaya yang diimplementasikan ke lampu. Dinamo sepeda ini hanya menyalakan lampu depan dan belakang.

Secara umum lampu yang menyala pada sepeda bukan karena baterai, namun melalui prinsip perubahan energi kinetik menjadi energi listrik. Yaitu melalui usaha dan energi manusia memutar roda yang kemudian secara otomatis dinamo pun akan berputar, akibatnya gesekan yang terjadi menyebabkan induksi elektromagnetik sehingga lampu bisa menyala. Namun tidak sesederhana itu, dalam dinamo pun masih ada sistem yang bekerja agar dinamo bisa berhubungan dengan nyala lampu.

Sedangkan dinamo itu pun sendiri ternasuk dalam generator AC sederhana kecil yang dapat menghasilkan arus listrik yang kecil pula.  Terangnya lampu di tentukan oleh cepatnya roda berputar yang mengakibatkan dinamo juga cepat berputar dan arus listrik juga akan besar pula. Dinamo sepeda intinya adalah sebuah magnet yang dapat berputar dan sebuah kumparan tetap. Bila roda sepeda di putar dan pada dinamo akan memutar sehingga roda akan memutar magnet, biasanya dinamo dapat menghasilkan tegangan 6 sampai 12 Volt. Jadi dengan adanya dinamo pada sepeda dapat memudahkan kita bila menggunakan sepeda pada malam hari.




2.2  Sejarah Sepeda

Seperti ditulis Ensiklopedia Columbia, nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Perancis. Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda. Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih sangat "primitif".
Ada yang bilang tanpa engkol, pedal tongkat kemudi (setang). Ada juga yang bilang sudah mengenal engkol dan setang, tapi konstruksinya dari kayu. Adalah seorang Jerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn yang pantas dicatat sebagai salah seorang penyempurna velocipede. Tahun 1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden, ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi, model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang Baron sebagai dandy horse.
Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan "mesin" khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun sudah "berani" menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana). Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan penemu Perancis, Ernest Michaux pada 1855, dengan membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang Perancis lainnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang.
Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker (penggoyang tulang). Sehingga tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga roda yang dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang.
Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik.

2.3  Prinsip Kerja Umum Dinamo Pada Sepeda
Generator atau pembangkit listrik yang sederhana dapat ditemukan pada sepeda. Pada sepeda, biasanya dinamo digunakan untuk menyalakan lampu. Caranya ialah bagian atas dinamo (bagian yang dapat berputar) dihubungkan ke roda sepeda. Pada proses itulah terjadi perubalian energi gerak menjadi energi listrik. Generator (dinamo) merupakan alat yang prinsip kerjanya berdasarkan induksi elektromagnetik. Alat ini pertama kali ditemukan oleh MichaelFaraday.  

Berkebalikan dengan motor listrik, generator adalah mesin yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Energi kinetik pada generator dapat juga diperoleh dari angin atau air terjun.Di mulai dari saha manusia sebgai pemutar rotor (bagian dari dinamo yang berputar)  agar berputar.
Bagian utama generator AC terdiri atas magnet permanen (tetap), kumparan (solenoida). cincin geser, dan sikat. Pada generator. perubahan garis gaya magnet diperoleh dengan cara memutar kumparan di dalam medan magnet permanen. Karena dihubungkan dengan cincin geser, perputaran kumparan menimbulkan GGL induksi AC. OIeh karena itu, arus induksi yang ditimbulkan berupa arus AC. Adanya arus AC ini ditunjukkan oleh menyalanya lampu pijar yang disusun seri dengan kedua sikat.
Sebagaimana percobaan Faraday, GGL induksi yang ditimbulkan oleh generator AC dapat diperbesar dengan cara:
  • memperbanyak lilitan kumparan,
  • menggunakan magnet permanen yang lebih kuat.
  • mempercepat perputaran kumparan, dan menyisipkan inti besi lunak ke dalam kumparan.
Dinamo Dinamo dibedakan menjadi dua yaitu, dinamo arus searah (DC) dan dinamo arus bolak-balik (AC). Prinsip kerja dinamo sama dengan generator yaitu memutar kumparan di dalam medan magnet atau memutar magnet di dalam kumparan. Bagian dinamo yang berputar disebut rotor. Bagian dinamo yang tidak bergerak disebut stator. Perbedaan antara dinamo DC dengan dinamo AC terletak pada cincin yang digunakan. Pada dinamo arus searah menggunakan satu cincin yang dibelah menjadi dua yang disebut cincin belah (komutator).
Cincin ini memungkinkan arus listrik yang dihasilkan pada rangkaian luar Dinamo berupa arus searah walaupun di dalam dinamo sendiri menghasilkan arus bolak-balik. Adapun, pada dinamo arus bolak-balik menggunakan cincin ganda (dua cincin). Alat pembangkit listrik arus bolak balik yang paling sederhana adalah dinamo sepeda. Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor adalah roda sepeda.
Jika roda berputar, kumparan atau magnet ikut berputar. Akibatnya, timbul GGL induksi pada ujung-ujung kumparan dan arus listrik mengalir. Makin cepat gerakan roda sepeda, makin cepat magnet atau kumparan berputar. Makin besar pula GGL induksi  dan arus listrik yang dihasilkan. Jika dihubungkan dengan lampu, nyala lampu makin terang. GGL induksi pada dinamo dapat diperbesar dengan cara putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang kuat (besar), jumlah lilitan diperbanyak, dan menggunakan inti besi lunak di dalam kumparan.

3        Komponen – komponen :
1.       Sepeda
3.1  Kerangka sepeda
Desain roda dan kerangka sepeda yang tepat juga dapat mengurangi tahanan udara. Kerangka sepeda yang berbentuk bulat digantikan oleh rancangan bentuk yang oval, sementara bentuk roda yang bergerigi digantikan oleh bentuk cakram (disc) yang dapat memperkecil turbulensi (gejolak udara) dan drag force saat berputar.
2.      Generator AC ( Dinamo )
Generator AC yang akan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah dinamo sepeda. Bagian utama dinamo sepeda adalah sebuah magnet tetap dan kumparan yang disisipi besi lunak. Jika magnet tetap diputar, perputaran tersebut menimbulkan GGL induksi pada kumparan. Jika sebuah lampu pijar (lampu sepeda) dipasang pada kabel yang menghubungkan kedua ujung kumparan. lampu tersebut akan dilalui arus induksi AC. Generator AC terdiri dari :
-          Kumparan
-          Magnet
-          Cincin geser









2.5     Teori – teori fisika

1.      Gaya
Dalam bersepeda, kita akan mengalami 4 gaya utama : gaya angin, gaya hambat udara, gaya gesekan, dan gaya gravitasi.

·            Gaya Angin
Dalam bersepeda, angin yang berhembus berlawanan arah dengan arah gerak si pengendara sepeda merupakan penghambat yang sangat menjengkelkan. Energi si pengendara akan terkuras banyak untuk melawan hambatan angin ini. Bayangkan untuk mempertahankan kecepatan 15 km/jam ditengah angin yang bertiup dengan kecepatan 10 km/jam saja kita akan kehilangan sekitar 800 kalori setiap menitnya. Tetapi angin juga bisa menjadi faktor yang mempercepat gerakan sepeda jika arah tiupan angin searah dengan arah maju sepeda.

·            Gaya hambat udara (drag force)
Disamping angin yang bertiup kencang, udara sendiri dapat menjadi penghambat bagi si pengendara sepeda. Tubuh manusia yang duduk tegak di atas sepeda merupakan bentuk yang sangat tidak aerodinamik karena mengacaukan aliran udara sehingga memaksakan terbentuknya dua daerah dengan tekanan yang berbeda. Daerah di belakang tubuh pengendara sepeda bertekanan rendah, sementara daerah di depan tubuh bertekanan tinggi. Besarnya drag force ini sebenarnya dapat diminimalisasi dengan mengaplikasikan bentuk yang paling aerodinamik, yaitu bentuk yang streamline (ramping) yang dapat menembus udara dengan lebih mulus. Ini dilakukan dengan membungkukkan badan.
Cara lain untuk memperkecil drag force adalah dengan melakukan teknik drafting, yaitu bersepeda beriringan sambil memanfaatkan pusaran-pusaran udara (arus eddy) yang tercipta tepat di belakang pengendara terdepan untuk menarik pengendara berikutnya sehingga energi yang dibutuhkan menjadi lebih kecil Semakin kecil jarak antara pengendara terdepan dengan pengendara berikutnya semakin efisien penggunaan energi oleh kedua pengendara.





·            Gaya Gesek
Beberapa macam gaya gesekan yang terjadi saat bersepeda:
-                      Gaya gesekan antara permukaan kulit dengan udara

-                      Gaya gesekan kelahar sepeda.
Gaya gesekan kelahar sepeda dapat dikurangi dengan menggunakan oli.

-                      Gaya gesekan antara roda dengan jalan.
                        gaya gesekan antara roda dengan jalan (rolling resistance) 
                        dapat dikurangi dengan memompa ban cukup keras.
-                      Gaya gesek dinamo dengan roda sepeda

                        Gaya Normal (N) >> N = w = m g
                                    gaya gesek statis (fs)  
gesek kinetis, fges = fk >> fges = μk N


·         gaya sentrifugal
Gaya sentrifugal ini besarnya tergantung pada kecepatan sepeda. Semakin cepat sepeda semakin besar gaya sentrifugalnya. Sehingga pada waktu sepeda bergerak cepat, kita tidak perlu membelokkan sepeda terlalu tajam.


BAB III
Kesimpulan :
Secara umum lampu yang menyala pada sepeda bukan karena baterai, namun melalui prinsip perubahan energi kinetik menjadi energi listrik. Yaitu melalui usaha dan energi manusia memutar roda yang kemudian secara otomatis dinamo pun akan berputar, akibatnya gesekan yang terjadi menyebabkan induksi elektromagnetik sehingga lampu bisa menyala. Komponen – komponen yang diperlukan adalah Generator AC ( Dinamo ) yang terdiri dari Kumparan, Magnet, Cincin geser, dan Lampu. LaluTeori – teori fisika  yang mendukung adalah                           Induksi Elektromagnetik, Usaha dan energi, Gaya (Gaya Angin, Gaya hambat udara (drag force), Gaya Gesek, gaya sentrifugal).
Jika roda berputar, kumparan atau magnet ikut berputar. Akibatnya, timbul GGL induksi pada ujung-ujung kumparan dan arus listrik mengalir. Makin cepat gerakan roda sepeda, makin cepat magnet atau kumparan berputar. Makin besar pula GGL induksi  dan arus listrik yang dihasilkan. Jika dihubungkan dengan lampu, nyala lampu makin terang. GGL induksi pada dinamo dapat diperbesar dengan cara putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang kuat (besar), jumlah lilitan diperbanyak, dan menggunakan inti besi lunak di dalam kumparan.